Kamis, 20 Januari 2011

Mengapa Harus Ada Reuni ( Sebuah Renungan )

Sebuah tag di facebook dari teman semasa STM menulis tentang Reuni Akbar pada Group KELUARGA BESAR ALUMNI BONSER DOEA. Tulisan ini dalam rangka menyambut Reuni Akbar Alumni STM Teladan / STM PGRI 2/SMK PGRI 8 Jakarta, sebuah renungan yang Kita berharap dapat menjadi dasar mengapa reuni diadakan. Berikut ini Alan Maulana dari Bonser News menulisnya :

Masa lalu jelas sebuah proses. Dan proses itu bisa bermakna ribuan makna dan kenangan. Bagi kita, ketika STM dulu, kenangan-kenangan itu tetap tak lekang oleh waktu. Kenangan itu tetap hidup mesti rutinitas hidup memakan waktu.

Kita masih ingat betul, siapa guru kita, siapa yang mengajari kta, dan teori apa yang elah mereka ajarkan kepada kita, sekarang kita merasakan wejangan itu begitu biasa dan tak berarti, itu semua karena kita telah terbiasa dengan itu semua.

Jadi apa pentingnya sebuah reuni untuk kita?


Jangan menyederhanakan masalah misalnya masa lalu adalah sejarah. Bagi kita, sejarah selalu identik dengan fosil dan bebatuan beku. Sejarah adalah kosakata untuk mati. Sementara reuni, sekali lagi bagi kita, akan selalu menghadirkan putik dan bunga. Reuni adalah kosakata untuk hidup.
Kalian mungkin masih bingung, dengan apa yang di maksudkan. Tapi percayalah, reuni itu bisa berbunga beribu buah manfaat. Buah itu bisa bermakna silaturahmi, jejaringan, paseduluran, dan kekeluargaan.
Lautan kehidupan yang telah kalian arungi selama ini adalah bekal untuk reuni. Kalian telah “pergi”, bahkan terlalu jauh “pergi”. Kalian seperti telah hilang dalam hitungan seperti tahun yang terus berganti, Dan kini saatnyalah sayap kehidupanmu untuk beristirahat sejenak.


Reuni, bagi kita, alangkah indahnya ketika “menanggalkan” baju kita. Ketika bertemu, bagi kita, aku dan kalian tak perlu menyebut misalnya dengan kata “komandan”, “pak haji”,” pak polisi”,” bu guru”, atau apapun jenis bajumu. Baju itu akan menjadi tembok penghalang yang aneh ketika kalian seumpama masih memakai baju itu dalam bereuni.


Jadi reuni itu, bagi kita akan tetap indah, karena kita berangkat hidup dan pernah mampir di situ (STM BONSER Doea), dan kerinduan untuk mampir ke situ kembali pasti akan selalu memanggil-manggil kembali setiap saat….


Jadi Kalian sekarang tahu maksudnya bukan ?

Ya, ya, kita hanya ingin mengenalmu apa adanya. Pangkat, jabatan, baju yang kalian pakai adalah kesemuan yang nyata, kemayaan yang absolut.
Kita memang tak ingin memanggilmu, misalnya dengan embel-embel profesimu : pak komandan, pak polisi, pak guru, pak camat, pak lurah, atau apapun itu.
Kita hanya ingin mengenalmu dari hatimu, lubukmu, dan sejarah yang telah ku ukir bersamamu.
Maka ketika kalian telah menanggalkan apapun yang kau kenakan, maka kita ingin lebih intim mengenalmu. Dan sebaliknya, kita ingin berlari menjauh begitu kalian mendekatiku, sementara tanganmu menggenggam sekepal pangkat kehidupanmu.

Kita memang telah mengenalmu dulu, ketika kurun 1984-2009. Tapi sekarang, ketika berbagai atribut mengelayuti pundakmu, kalian menjadi terasa sangat asing bagiku. Kalian seperti anak yang baru ku kenal.
Kita memang bukan siapa-siapa, dan bukan apa-apa. Dan karena itulah kita juga ingin mengenalmu yang bukan siapa-siapa, dan yang bukan apa-apa.

Ya..pangkat, jabatan, kesuksesan .. itulah yang menjadi alasan mengapa seorang teman yang bekerja satu tempat dengan kita berkata,. “Ah malu aku kan aku nggak sukses”. Semoga tulisan ini mengingatkan kita tentang reuni, bukan ingin pamer jabatan, kekayaan tapi hanya ingin mengenang tahun - tahun bersama, itu saja.

Ditulis oleh Alan Maulana / Elektronika 2

2 komentar:

Anonim,  21 Januari 2011 pukul 13.39  

Rockyb Ajib BONSER DOEA
Hanya seutas tali yang kupunya
Untuk menyambung segala yang terputus
Kusambung, kuikat, dan kueratkan
Namun tak jua dapat kusatukan
Karena perlahan ikatan itu merenggang dan terpisah
Apadaya, aku hanya manusia biasa
Yang tak mampu berbuat banyak
Hanya usaha serta doa yang kupinta
Selanjutnya kuserahkan pada-Nya

Andai saja tak pernah ada perpisahan
Kita kan selalu melangkah bersama
Dari berangkat siang hingga pulang menimba ilmu
Namun kini telah berbeda, ku di sini, dan kau di sana
Bahkan karena dunia baru, kita sulit seperti dulu lagi
Apakah memang ikatan kita harus terputus begitu saja?

Anonim,  21 Januari 2011 pukul 17.40  

tak terasa perjalanan ini begitu asik dan sempat mengaduk aduk perasaan,jembatan item menjadi tempat singgah kawan kawan alumni bonser doea

senyum dan sapaan orang tua menambah sejuk perasaan yang bergejolak

bergerak terus bergerak mencari terus mencari

16 hari lagi sebuah reuni akbar terlaksana akan kan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan

  •   © BONSER DOEA Dibuat Oleh Maulana/505/93 2011